Sabtu, 05 Januari 2019

Sekilas Sejarah Pencak Silat Keluarga Besar Padjadjaran Cimande


Sekilas Sejarah Pencak Silat Keluarga Besar Padjadjaran Cimande
Silat Cimande adalah salah satu aliran pencak silat tertua yang telah melahirkan berbagai perguruan silat di Indonesia bahkan di luar negeri. Banyak versi yang menjelaskan tentang berdirinya pencak silat ini, semua komunitas Maenpo Cimande sepakat tentang siapa penemu Maenpo Cimande, semua mengarah kepada Abah Khaer (penulisan ada yang: Kaher, Kahir, Kair, Kaer dan sebagainya. Abah dalam bahasa Indonesia berarti Eyang, atau dalam Bahasa Inggris Great Grandfather). Tetapi yang sering diperdebatkan adalah dari mana Abah Khaer itu berasal dan darimana dia belajar Maenpo. Menurut Bapak Rifai (Guru Pencak Silat Cimande Panca Sakti di Jakarta pada tahun 1993).
Sementara menurut versi Keluarga Besar Padjadjaran Cimande pencak silat cimande diciptakan oleh para Alim Ulama yg memiliki ilmu lahir batin dari hasil Istiqoroh. Diciptakan oleh para Alim Ulama pada tahun 1835 Yaitu : Embah Choer, Ayah Ursi, Eyang Atje, Ayah Otjod ( Embah H. Abdullah Somad ) yang meninggal pada saat jadi Haji, yang makamnya terletak di tarikolot Cimande Kab. Bogor.
Kemudian di kembangkan di pelosok tanah jawa oleh Embah Khoer / Embah Khair pada tahun 1835 dan beliau mempunyai murid utama bernama Embah Dato yang istilah Dato. Cimande sendiri adalah nama kali yang selalu dipergunakan untuk mandi dan wudhu oleh para santri-santri diwaktu siang dan malam sehingga disebut Cimande . Asal kata dari : cai iman anu hade. Di sanalah daerah pesantren banyak para kiayi dan ulama-ulama mengajarkan ilmu beladiri Pencak Silat kepada santri-santrinya. Terletak daerah 20 km dari Kota Bogor, Tari Kolot Cimande, terletak di Desa Lembah Duhur, Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor.
Seiring berjalannya waktu maka bermunculan organisasi-organisasi perguruan pencak silat yang beraliran Cimande salah satu diantaranya adalah Keluarga Besar Padjadjaran Cimande (KBPC). Berdiri pada tanggal 23 Februari 1962 oleh Guru Besar Bapak Kibagus Mochammad Djamhari. Alamat sekretariat Komp. Bojong Depok Baru, Desa Sukahati Cibinong. Berikut adalah foto Almarhum Guru Besar Kibagus Mochammad Djamhari dan logo kebesaran Keluarga Besar Padjajaran Cimande ( KBPC).
Kibagus Mochammad Djamhari dilahir di Pandeglang Banten tanggal 08 Agustus 1937. Beliau belajar di cimande dari tahun 1951 --1957 dengan guru :
1. Abah Sidik bin Enos (alm)
2. Abah Boim (alm)
3. Abah Ayub bin H. Abdul Rasyid (alm)
4. Abah Obay (alm)
5. Abah H. Gaos bin H. Idris (alm)
6. Abah H. Lukman bin H. Idris (alm)
7. Abah H. Komar (alm)
8. Abah H. Acih Zarkasih (alm)
9. Abah H. Holili bin Abah Sidik
Pada tahun 1962 sampai 1970 beliau mendirikan perguruan pencak silat yang bernama Pusaka Cimande yang artinya Putra Sakabeh Karuhun dan waktu itu sudah mempunyai 20 cabang. Pada tahun 1970 mengganti namanya menjadi Keluarga Besar Padjadjaran Cimande dibawah pimpinan ketua umumnya : Kolonel Djalil Hanafiah (Danrem Suryakencana 861 sampai dengan tahun 1980. Pada tahun 1980 sampai dengan 1988 ketua umum KBPC dipegang oleh Mayor Invantri H.M Idrur (Alm). Pada tahun 1988 ketua umumnya dipegang oleh Brigjen Otjoe Sapri (Alm) sampai dengan sekarang jumlah cabang KBPC lebih kurang 60 cabang tersebar diseluruh Indonesia dan luar negeri. Untuk Cabang yang berada di luar negeri, yaitu :
1. Singapura, 2 Cabang Yaitu : Yussen & Enos Street
2. Amerika, di Housten / Ohaiyo (Sarah Robertsen) dan Texas (Ali Naga Pracona)
3. Filipina
4. Belanda 5 Cabang : 1. Amsterdam 2. Horen 3. Ultrech 4. Hanglo 5. Groneghen
5. Malaysia
6. Brunei Darussalam
7. Bahrain
Adapun jurus pencak silat cimande antara lain yaitu : tonjok ambreug, tonjok sabeulah, kelid, selup, timpah sabeulah, timpah duabeulah, serong timpah, besotan, teke tampah, teke pulirit, pencitan tawekan, kebutan, guaran, kebut guar, timpah luar jero, bendungan, serongan, serong panggul, serong peupeuh tepak, kelid sabeulah, kelid tonjok tepak, kelid tonjok kebut, selup timpah, kebut, selup tonjok tepak, singgulan, timpah bohong, singgul peupeuh kebut, eluk paku tepak, peupeuh dua kali kebut guar, dugdegan, pakalah kelid, pakalah gede.

Sejarah Garasinga Dan Mbah Buyut Khaer


GARASINGA
          Konon ada seorang kyai sakti sebut saja beliau Mbah Buyut Khaer yang tengah bertapa(semedi/tafakur) diatas sebuah pohon di bukit (entah daerah mana sekarang) Sebagian besar tokoh sepuh (alm Kuwu Edo Syuhada Tugu, Abah Saca Asem Baru, Abah Ahdi Legok Wetan, Abah Ratam Legok Wetan, dan Bapa Kifayah (waradon) Syahri menerangkan: kejadiannya itu di Alas Roban. 
Satu malam dari tafakkurnya Mbah Buyut Khaer mendengar di semak-semak tepat di bawahnya(karena Mbah Buyut Khaer berada di pohon) berdatangan macan-macan(maung hutan karena merasa tempat itu ada karomahnya(karena ada Mbah Buyut Khaer yang bertapa) dan diantara macan hutan tadi adalah rajanya(pemimpinnya) mendawuh, agar setiap macan mensyahadat bersaksi tiada tuhan selain Alloh dan Muhammad utusan Alloh, konon ketika maung-maung bersyahadat sebagai bukti ketho'atan seluruh makhluq atas 'aqad nya dilahirkan ke dunia berkah sayyidunaa Muhammad rosululloh SAW itu didengar oleh Mbah Buyut Khaer, dan kemudian turunlah Mbah Buyut Khaer dari pohon.. Sontak para maung yang sedang ijazahan dan tasyahudan kaget setengah mati, apalagi ketika Mbah Buyut Khaer mengucapkan ulang SYAHADAT MAUNG tersebut maka lemaslah seluruh maung yang ada..
          Sang raja maung kemudian ta'alluq (takluk) kepada Mbah Buyut Khaer dengan kemudian bertanya, Hai orang sakti, siapa Ananda(maksudnya siapa kisilah) yang begitu sakti hingga tempat ini menjadi tempat yang bagus untuk tasyahudan(membaca syahadatnya kaum maung) sedang kami lengah bahwasannya tempat ini terberkati karena Ananda ini?
Mbah Buyut Khaer kemudian menjawab, saya Khoir, dan saya bertafakur disini karena tanah ini bagus untuk dipakai tafakkur (Menyepi dan Memadu rasa terhadap penciptanya) dan saya tak sengaja mendengar syahadan anda semua.. Maung kembali mendawuh, bahwa jayalah anda dan kami tunduk kepada anda.. Bangunlah desa sekiranya manfa'at karena ke ma'rifatan anda dan kami bersumpah siapapun yang berdarah keturunan desa ini, maka macan manapun di belahan dunia ini segan untuk memangsa/bermusuhan dengan keturunan rakyat anda.Kemudian setelah beramah tamah, dan mengembalikan pengacian maung-maung yang terkulai, Maung menghantarkann Syekh Khoir ini ke arah Barat hingga terhenti di Cibangka (kali Cibangka yang mengalir di perbatasan Mandalajaya-Pajawan kini) Mbah Buyut Khaer lanjutkan sholat shubuh karena hari telah pagi.. Esoknya setelah diantarkan menunggang maung ke daerah Tenggara Gedong Maneuh, Mbah Buyut Khaer memulai membabat hutan dan mendirikan pemukiman,  para pendatang yang ataupun singgah kemudian ikut mukim di sana menjadi warga asal dari desa tersebut(garasinga).
Nama garasinga itu sendiri terilham karena Negara singa(negara singa) dan adapula gara-gara singa(macan)..
          Demikian secuil kisah desa kita tercinta dan darah yang mengalir pada diri kita.
Untuk pendiri desa kita ini, Semoga Alloh SWT melimpahkan kasih sayang dan ampunan disertai keni'matan qubur dan tempat yang layak disamping-Nya.. Syai-un lillaahi lahu alfaatihah.. (silahkan baca alfaatihah)
Untuk maqbaroh(tapak tilas Mbah Buyut Khaer) masih ada ditempat dimana saya tinggal(Mandalajaya)

Siapakah Mbah Buyut Khaer?
          Sebagian ahli sejarah mengutarakan bahwa Mbah Buyut Khaer itu Mbah Khoir Pencipta Silat Cimande yang berkelana berniaga.. Diantara barang niaga nya yaitu hewan kuda. Perjalanan beliau sampai ke Priangan timur dan termasuk Kuningan.

(adm)

Text Naskah Peninggalan Sejarah Ciporang Maleber

Text diatas sangat disederhanakan dan di terjemah dari copyan naskah yang lama dan usang hingga menimbulkan corak yang sangat mengganggu pembacaan. Dengan segenap team ketelitian *(Kyai Nurhadi Imdad, Kyai Sholahuddin, PS Muh Ilyas, Perangkat Desa Pencaran Garasinga [team 1], kemudian dibaca dan di delik kembali oleh Ust AM Imam, Kyai Ero Suwara, Ust Nana Najmuddin, dilengkapi berbagai penelusuran oleh Admin (AM Imam)* hingga lahirlah beberapa Kosakata baru seperti GARASINGA awalnya garasipa, PALEBEN awalnya palipis, NGABIHI awalnya gobaihi, dengan maqshud:

1 Menceritakan hasil delik Naskah dan didapatilah perbaikan (Bukan pengingkaran).
2 Menjelantrahkan maqshud utama kosakata, tandabaca, yang terindikasi Salah tafsir.
3 Menetralisir Nama dan Kisah apa yang telah kadung berkembang di masyarakat.

Admin yaqin, ada kemanfa'atan ukhrowi didalam kita menguak sejarah, semoga seluruh pembaca terberkahi oleh peran para pendahulu Desa kita ini.