Sabtu, 05 Januari 2019

Sejarah Garasinga Dan Mbah Buyut Khaer


GARASINGA
          Konon ada seorang kyai sakti sebut saja beliau Mbah Buyut Khaer yang tengah bertapa(semedi/tafakur) diatas sebuah pohon di bukit (entah daerah mana sekarang) Sebagian besar tokoh sepuh (alm Kuwu Edo Syuhada Tugu, Abah Saca Asem Baru, Abah Ahdi Legok Wetan, Abah Ratam Legok Wetan, dan Bapa Kifayah (waradon) Syahri menerangkan: kejadiannya itu di Alas Roban. 
Satu malam dari tafakkurnya Mbah Buyut Khaer mendengar di semak-semak tepat di bawahnya(karena Mbah Buyut Khaer berada di pohon) berdatangan macan-macan(maung hutan karena merasa tempat itu ada karomahnya(karena ada Mbah Buyut Khaer yang bertapa) dan diantara macan hutan tadi adalah rajanya(pemimpinnya) mendawuh, agar setiap macan mensyahadat bersaksi tiada tuhan selain Alloh dan Muhammad utusan Alloh, konon ketika maung-maung bersyahadat sebagai bukti ketho'atan seluruh makhluq atas 'aqad nya dilahirkan ke dunia berkah sayyidunaa Muhammad rosululloh SAW itu didengar oleh Mbah Buyut Khaer, dan kemudian turunlah Mbah Buyut Khaer dari pohon.. Sontak para maung yang sedang ijazahan dan tasyahudan kaget setengah mati, apalagi ketika Mbah Buyut Khaer mengucapkan ulang SYAHADAT MAUNG tersebut maka lemaslah seluruh maung yang ada..
          Sang raja maung kemudian ta'alluq (takluk) kepada Mbah Buyut Khaer dengan kemudian bertanya, Hai orang sakti, siapa Ananda(maksudnya siapa kisilah) yang begitu sakti hingga tempat ini menjadi tempat yang bagus untuk tasyahudan(membaca syahadatnya kaum maung) sedang kami lengah bahwasannya tempat ini terberkati karena Ananda ini?
Mbah Buyut Khaer kemudian menjawab, saya Khoir, dan saya bertafakur disini karena tanah ini bagus untuk dipakai tafakkur (Menyepi dan Memadu rasa terhadap penciptanya) dan saya tak sengaja mendengar syahadan anda semua.. Maung kembali mendawuh, bahwa jayalah anda dan kami tunduk kepada anda.. Bangunlah desa sekiranya manfa'at karena ke ma'rifatan anda dan kami bersumpah siapapun yang berdarah keturunan desa ini, maka macan manapun di belahan dunia ini segan untuk memangsa/bermusuhan dengan keturunan rakyat anda.Kemudian setelah beramah tamah, dan mengembalikan pengacian maung-maung yang terkulai, Maung menghantarkann Syekh Khoir ini ke arah Barat hingga terhenti di Cibangka (kali Cibangka yang mengalir di perbatasan Mandalajaya-Pajawan kini) Mbah Buyut Khaer lanjutkan sholat shubuh karena hari telah pagi.. Esoknya setelah diantarkan menunggang maung ke daerah Tenggara Gedong Maneuh, Mbah Buyut Khaer memulai membabat hutan dan mendirikan pemukiman,  para pendatang yang ataupun singgah kemudian ikut mukim di sana menjadi warga asal dari desa tersebut(garasinga).
Nama garasinga itu sendiri terilham karena Negara singa(negara singa) dan adapula gara-gara singa(macan)..
          Demikian secuil kisah desa kita tercinta dan darah yang mengalir pada diri kita.
Untuk pendiri desa kita ini, Semoga Alloh SWT melimpahkan kasih sayang dan ampunan disertai keni'matan qubur dan tempat yang layak disamping-Nya.. Syai-un lillaahi lahu alfaatihah.. (silahkan baca alfaatihah)
Untuk maqbaroh(tapak tilas Mbah Buyut Khaer) masih ada ditempat dimana saya tinggal(Mandalajaya)

Siapakah Mbah Buyut Khaer?
          Sebagian ahli sejarah mengutarakan bahwa Mbah Buyut Khaer itu Mbah Khoir Pencipta Silat Cimande yang berkelana berniaga.. Diantara barang niaga nya yaitu hewan kuda. Perjalanan beliau sampai ke Priangan timur dan termasuk Kuningan.

(adm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar